Cara menghitung Function Point
Disini saya akan coba share hasil pekerjaan saya mengenai perhitungan function point. Untuk lebih jelasnya lihat pada link excel dibawah ini.
Disini saya akan coba share hasil pekerjaan saya mengenai perhitungan function point. Untuk lebih jelasnya lihat pada link excel dibawah ini.
Diposting oleh Adrian Nugraha (5209100057) di 11.02 0 komentar
Penjelasan progress control dilihat pada PPT dibawah ini :
Diposting oleh Adrian Nugraha (5209100057) di 01.20 0 komentar
Label: Project Progress Control
Perkembangan staf dari pengetahuan profesional yang terbaru adalah kunci untuk mencapai kualitas dalam pengembangan dan pemeliharaan. Cara dari meningkatkan perkembangan staff yaitu salah satunya dengan adanya staff training & certification. Tujuan dari adanya staff training & certification ini adalah :
1. Untuk mengembangkan pengetahuan dan keterampilan staf baru perlu melakukan tugas-tugas pembangunan perangkat lunak dan pemeliharaan di tingkat yang memadai efisiensi dan efektifitas. Pelatihan seperti menyatukan dengan anggota tim baru.
2. Untuk dapat saling bertukar pikiran pengetahuan tentang prosedur SQA.
3. Untuk menjamin kesesuaian dengan standar organisasi dalam pengembangan perangkat lunak (dokumen dan kode) dengan saling menginformasikan struktur prosedur sesuai dengan instruksi kerja.
Dengan itu diharapkan dengan adanya staff training dapat membantu dalam proses pengembangan perangkat lunak.
Diposting oleh Adrian Nugraha (5209100057) di 08.40 0 komentar
Diposting oleh Adrian Nugraha (5209100057) di 07.23 0 komentar
Configuration Management yaitu sebuah proses untuk membangun dan mempertahankan konsistensi kinerja suatu produk, desain dan operasional. Tujuan dari configuration management yaitu :
1. Identifikasi Perubahan.
2. Mengontrol perubahan.
3. Memastikan perubahan telah dilaksanakan.
4. Laporan perubahan untuk setiap anggota yang ditunjuk untuk mengetahui tentang CM.
Perubahan yang dilakukan pada Configuration Management yaitu :
1. Kode Perangkat Lunak.
2. Data ( test data & file database).
3. Dokumen yang terdiri dari ( SRS, desain, jadwal proyek, test plans).
Faktor yang mempengaruhi persetujuan perubahan yang akan diusulkan yaitu :
1. Urgensi dari perubahan.
2. Upaya jaminan kualitas perangkat lunak yang disyaratkan software configuration management.
3. Kontribusi dari perubahan yang akan diusulkan.
4. Pengaruh perubahan yang akan diusulkan pada jadwal proyek.
5. Upaya yang diperlukan dalam membuat perubahan operasional.
* Software Change Control
Melakukan pengontrolan proses dengan memperkenalkan perubahan dengan aktivitas meneliti permintaan perubahan dan menyetujui pelaksanaan sesuai permintaan, kemudian melakukan penjaminan mutu setiap versi baru.
Kebutuhan untuk merilis versi konfigurasi software baru biasanya berasal dari banyak lebih kondisi seperti cacat software configuration item, fitur khusus yang diminta oleh pelanggan baru, dan inisiatif tim untuk memperkenalkan perbaikan SCi. Berikut merupakan bagian dari proses rilis software configuration :
1. Tipe rilis dari software configuration (baseline versions, intermediate versions, revisions)
2. Software configuration management plans.
3. Software configuration evolution models.
4. Dokumentasi dari software configuration versions.
* Audits
- % dari perubahan yang tidak disetujui.
- % dari perintah perubahan yang selesai sesuai jadwal.
- % dari configuration item yang tidak diperiksa.
- % configuration item yang didokumentasikan.
- % Jumlah kegagalan proses configuration management.
Bagaiamana caranya melacak semua versi dari perubahan yang ada, ketergantungan antar komponen, catatan persetujuan dapat menjamin kualitas dari pengembangan perangkat lunak?
- Menggunakan Tools Software CM yang baik
- Adanya prosedur Software CM.
* Format CM Plan
1. Introduction
a) purpose b) scope c) definitions and acronyms d) references
2. Management
a) organization
b) SCM responsibilities
c) interface control
d) SCMP implementation
e) policies, directives, procedures (naming conventions, version designations, problem report process)
3. SCM Activities
a) configuration identification
b) configuration control (change history, review authority, read/write control, member identification)
c) configuration status accounting (status of requests, status of approved changes, …)
d) audits and reviews
4. Tools, Techniques, and Methodologies
5. Supplier Control
6. Records Collection and Retention
Diposting oleh Adrian Nugraha (5209100057) di 00.33 0 komentar
Label: Configuration Management
Materi selanjutnya yang akan coba saya explore dalam mata kuliah Manjemen Kualitas yaitu mengenai testing software. . . .
Testing yaitu merupakan sebuah proses mencoba sebuah program yang nantinya berguna apabila terdapat kesalahan-kesalahan yang muncul. Pada fase testing ini juga berguna untuk mendeteksi dari perbedaan yang terjadi antara software dengan kebutuhan yang diinginkan, mungkin terjadi bug atau error.
Strategi testing ada 2 yaitu ;
1. Big bang Testing
Big bang testing yaitu bertujuan menguji perangkat lunak secara keseluruhan, setelah menyelesaikan semua tahap. Dengan adanya strategi big bang dapat mengetahui kelemahan yang cukup parah.
2. Incremental Testing
Pengujian perangkat lunak yang dilakukan secara bertahap dalam modul, mulai dari menguji pada bagian terkecil (unit test) sampai menguji pada integration test (modul). Dilakukan sampai semua modul telah diuji dan kemudian melakukan system test. Incremental testing ini biasanya dilakukan pada software yang memiliki modul yang relatif kecil.
Terdapat dua metode pengujian yang telah dikembangkan yaitu ;
1. White box testing
Disebut juga dengan struktural testing. Testing ini dilakukan dengan melihat langsung kedalam modul untuk meneliti kodingan dari software dan menganalisis apakah ada kesalahan atau tidak. Biasa digunakan untuk verifikasi. Keuntungan dari metode ini yaitu memprioritaskan kualitas software dari coding dan standard pengkodean dan. Namun metode ini memiliki kelemahan yaitu harus adanya SDM yang lebih dan ketidakmampuan dalam menguji perangkat lunak dalam hal waktu, kehandalan dan beban durabilitas.
2. Black box testing
Disebut juga dengan fungsional testing. Testing ini hanya sebatas pengujian terhadap fitur - fitur dalam software. Biasa digunakan untuk validasi. Black box testing ini membutuhkan sumber daya yang relatif lebih sedikit karena pada metode ini memungkinkan untuk melakukan testing class, yang sebagian besar dapat dilakukan sendiri oleh penguji blackbox. Namun kelemahan metode ini yaitu sulitnya untuk megidentifikasi error yang terjadi untuk menghasilkan output yang benar dan tidak adanya kontrol yang spesifik, sehingga testing ini tidak mengeksekusi sebagian besar dari baris kode yang tidak tercakup dalam seperangkat tes cases.
Tipe dari software testing diabgi menjadi 6 yaitu :
1. Unit Testing
- Testing terhadap hardware atau software dari unit - unit yang berhubungan
- White box testing
- Kode struktur
2. Integrasi testing
- Pengujian dimana komponen software, hardware atau keduanya sudah menyatu dan sudah diuji to mengevaluasi interaksi dari 2 hal tersebut
- Black dan white box testing
- desain level rendah - tinggi
3. Fungsional & sistem testing
- Fungsional testing memastikan spesifikasi fungsional dalam kebutuhan terpenuhi
- Sistem testing melibatkan penempatan program baru kedalam lingkungan lingkungan yang berbeda - beda untuk memastikan dapat bekerja pada lingkungan pelanggan dengan berbagai versi dan tipe sostem opereasi
- Black box testing
- Spesifikasi : desain level tinggi, spesifikasi kebutuhan
4. Acceptance testing
- Testing Formal yang dilakukan untuk memastikan apakah sistem memenuhi kriteria apa tidak dan agar pelanggan tahu apakah software dapat diterima oleh sistem
- Kriteria dari sistem harus memuaskan agar diterima oleh pelanggan
- Black box testing
- Spesifikasi kebutuhan
5. Regression testing
- Tes ulang sistem untuk verifikasi jika modifikasi yang dilakukan tidak menyebabkan effect yang tidak diinginkan dan sistem masih sesuai dengan spesifikasi kebutuhan
- Dilakukan disemua siklus testing setelah terjadi perubahan yang signifikan (memperbaiki bug)
- Black dan white box
- Setiap perubahan dari dokumentasi, desain level tinggi
6. Beta Testing
- Testing melibatkan potensial user dan beta tester
- User mengisntal software dan menggunakannya, dan selanjutnya memberikan laporan dari setiap error yang ditemukan selama penggunaan kepada pengembang
- Black box testing
Diposting oleh Adrian Nugraha (5209100057) di 12.00 0 komentar
Label: Testing Software
Sekarang saya akan menjelaskan tentang apa itu Requirements traceability matrix ? dan apa kegunannya dalam penjaminan kualitas sebuah software. . . . . . .
Requirements traceability matrix (RTM) merupakan alat yang digunakan untuk mengetahui kebutuhan pada pengembangan perangkat lunak pada fase testing. Disini RTM berguna melakukan verifikasi apakah kebutuhan tersebut sudah terpenuhi atau belum. RTM ini berupa daftar-daftar kebutuhan yang nantinya dapat memudahkan dalam melakukan testing. Matrix ini menghubungkan antara kebutuhan pada tingkat yang paling tinggi, spesifikasi desain, kebutuhan testing, dan coding. Karena matrix ini menyediakan link yang diperlukan berguna menentukan informasi yang dibutuhkan. Dengan adanya RTM juga sebagai alat untuk memastikan adanya penjaminan kualitas software, karena RTM memastikan bahwa kebutuhan yang diinginkan customers telah sesuai.
Tujuan dari RTM yaitu ;
1. Memastikan bahwa seluruh test case yang ada harus sesuai dengan kebutuhan.
2. Memastikan bahwa ketentuan yang telah disetujui sudah mencakup semua pada fase pengembangan. Dari spesifikasi kebutuhan, pengembangan perangkat lunak, testing, sampai perangkat lunak itu jadi.
Contoh dari RTM bisa dilihat dari gambar dibawah ini :
Diposting oleh Adrian Nugraha (5209100057) di 07.05 0 komentar
Template
Tempalate merupakan sebagai metode alat ukur, pola, langkah yang digunakan sebagai panduan untuk membuat sebuah dokumentasi yang berkualitas. Pada pengembangan perangkat lunak, template mengacu pada format standard yang dibuat oleh suatu organisasi, diterapkan ketika akan membuat laporan atau beberapa jenis dokumen lain. Penggunaan tempalate bisa menjadi wajib dalam beberapa kasus, seperti pada bab-bab tertentu yang terdapat pada dokumentasi dan struktur umum.
Terdapat 3 contoh tempalate :
1. Software test plan.
2. Software test description.
3. Software test report.
Dan terdapat tambahan template yang dapat digunakan :
1. Software change request.
2. Documentation of software configuration release.
Kontribusi tempalate pada kualitas perangkat lunak
Penggunaan tempalate sangat menguntungkan untuk tim pengembangan dan untuk tim riview. Pada tim pengembang tempalate digunakan :
1. Untuk memfasilitasi proses persiapan dokumen.
2. Memastikan bahwa dokumen yang disiapkan oleh pengembang sudah lengkap.
3. Memudahkan bagi anggota tim baru untuk saling teritegrasi dengan anggota lain.
4. Fasilitas untuk review dokumen.
Pada tim perawatan template digunakan untuk :
1. Mendapatkan informasi menjadi lebih mudah dalam melakukan perawatan.
Yang harus dipersiapkan organisasi dalam mempersiapkan, melaksanakan dan memperbarui template :
1. Preparation of new templates
Sumber informasi yang paling umum digunakan dalam mempersiapkan template adalah :
- Template sudah dipersiapkan dalam organisasi.
- Contoh template dapat dimengerti publik profesional.
- Template yang digunakan oleh organisasi-organisasi serupa.
2. Penerapan Template
Penggunaan template dalam organisasi biasanya ditemukan pada prosedur oragnisasi atau instruksi kerja. Anggota staff senior berwenang untuk menentukan daftar template yang wajib digunakan sesuai dengan prosedur yang dipilih. Pada penerapan template pada organisasi bisa berupa adanya komunikasi internal seperti e-mail, intranet,dll sehingga memudahkan setiap anggota.
3. Memperbarui template
Keputusan yang bisa diambil dalam memperbarui template yang bisa menjadi tolak ukur untuk sebuah organisasi yaitu :
1. Penggunaan usulan dan saran.
2. Analisis kegagalan dan keberhasilan.
3. Adanaya tim SQA inisiatif.
4. Proposal yang dibuat oleh tim desain dan tim inspeksi berdasarkan penelaahan dokumen disiapkan sesuai template.
Checklist
Checklist meruapakan suatu daftar yang berisi faktor-faktor yang akan akan segera dikerjakan. Checklist ini sebagai alat untuk membantu memudahkan dalam setiap kegatan yang dilakukan dengan memberi tanda check pada langkah-langkah yang sudah dilalui.
Contoh dari dokumen checklist dari buku Galin:
Diposting oleh Adrian Nugraha (5209100057) di 02.57 0 komentar
Label: Template dan Checklist
Diposting oleh Adrian Nugraha (5209100057) di 07.34 0 komentar
Label: Keterkaitan SQA dengan SDLC
Selanjutnya saya akan mencoba mengexplore lagi tentang apa pentingnya tentang software development dan Quality Plan itu,,, Mengapa tahap ini bisa menjadi tahap yang penting?? Berikut penjelasan yang saya ketahui.
Pengembangan perangkat lunak berkualitas tinggi adalah masalah besar dan penting untuk industri perangkat lunak (Gillies, 1992).
Perencanaan, sebagai suatu proses yang memiliki beberapa tujuan. Masing-masing yang dimaksudkan untuk membentuk suatu fondasi yang memadai untuk :
Diposting oleh Adrian Nugraha (5209100057) di 07.07 0 komentar
Label: Development and Quality Plan
Di sini saya akan mencoba mengexplore dari pengetahuan yang sudah saya pelajari pada mata kuliah Manajemen Kualitas tentang Arsitektur SQA .
Diposting oleh Adrian Nugraha (5209100057) di 03.40 0 komentar
Theme by Busby SEO Test